Penelitian Sejarah

Pengertian Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah merupakan sebuah riset yang secara khusus memiliki metode berbeda dengan ilmu sosial-humaniora yang lain. Objek kajian sejarah adalah peristiwa di masa lampau. Beberapa di antaranya bahkan memiliki jarak waktu yang amat jauh dari penelitinya. Penulis tidak memiliki akses langsung terhadap objek penelitian inilah yang membedakannya dari ilmu sosial-humaniora yang lain.

Penelitian sejarah berfokus pada sumber-sumber yang memberikan catatan terhadap sebuah peristiwa di masa lalu. Pemahaman yang komprehensif mengenai metode sejarah menjadi penting, meskipun sejarah seringkali terbantu oleh ilmu-ilmu lain dalam risetnya.

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Peradaban Sungai Indus
Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi

Tujuan Penelitian Sejarah

Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen dalam How to Design and Evaluate Research in Education menyampaikan bahwa setidaknya ada empat tujuan dari penelitian sejarah, yaitu:

  1. Menumbuhkan kesadaran terhadap kejadian di masa lalu. Sehingga muncul kemauan untuk belajar dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut di masa kini;
  2. Menemukan solusi-solusi terhadap permasalahan di masa kini yang mungkin pernah dilakukan di masa lalu;
  3. Membantu memprediksi kejadian di masa mendatang. Peristiwa sejarah dalam lintasan waktu dapat terjadi secara berulang di masa mendatang;
  4. Penelitian sejarah dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang berhubungan dengan sebab-akibat dan kecenderungan.

Unsur Penelitian Sejarah

Unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh penulis dalam penelitian sejarah antara lain:

  1. Proses pengkajian peristiwa di masa lampau, bukan hal-hal lainnya;
  2. Penelitian dilaksanakan secara sistematis mengikuti metodologi yang benar;
  3. Rekonstruksi dilakukan secara terintegrasi antara peristiwa, manusia, serta ruang dan waktunya;
  4. Hasil penelitian memuat jiwa zaman, yaitu interaksi positif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi yang ada pada masa peristiwa berlangsung (zeitgeist).

Manfaat Penelitian Sejarah

A. Edukatif

Penelitian sejarah memiliki manfaat yang besar dalam pembelajaran publik. Hasil dari riset ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif kepada masyarakat mengenai peristiwa penting di masa lalu. Sebagian di antara kita barangkali memandang peristiwa sejarah hanya sedikit bahkan terpotong-potong. Sekumpulan penelitian sejarah akan membantu kita memiliki pemahaman yang lebih luas, serta menghasilkan sikap menghargai dan menghormati pelaku sejarah. Misalnya, dalam rangkaian peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kita mengetahui peranan figur seperti Wikana, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih.

B. Instruktif

Penelitian sejarah juga dapat menjadi landasan instruksi-instruksi di masa kini. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah peristiwa-peristiwa merugikan di masa lalu terulang kembali. Misalnya taktik militer dan sistem pendidikan, yang pembaharuannya berkaca pada evaluasi-evaluasi di masa lampau. Manusia selalu berkembang dalam lintasan waktu, dan hal ini didorong oleh adanya peristiwa sejarah.

C. Inspiratif

Penelitian sejarah memuat manfaat inspiratif, terutama apabila berkenaan dengan peristiwa heroik atau tokoh-tokoh tertentu. Inspirasi ini akan menunjang perkembangan manusia di masa kini untuk mengulang atau melampaui sejarah. Misalnya, Pertempuran Surabaya adalah salah satu dari banyak peristiwa yang menginspirasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Inspirasi ini terus digaungkan sampai hari ini dengan peringatan Hari Pahlawan.

D. Rekreatif

Penulisan sejarah di era modern semakin dekat dengan seni. Karya yang hadir memiliki tata bahasa yang menarik, runut, serta menggambarkan banyak hal dalam satu tulisan. Pembaca dapat mengetahui hal-hal yang jauh dari kita baik secara ruang maupun waktu. Kita dapat bersentuhan dengan kebiasaan, cara-cara, dan tindakan yang tidak pernah terpikirkan untuk kita lakukan.

Tahapan Penelitian Sejarah

A. Pemilihan Topik

Tahap paling awal dari penelitian sejarah adalah penentuan topik pembahasan yang dilanjutkan dengan perumusan permasalahan. Fase ini merupakan bagian penting yang menentukan arah dari penelitian dan kesimpulan yang diharapkan. Topik yang diambil berdasarkan pada ketertarikan atau kedekatan penulis untuk mempertahankan minat penelitian. Penulis juga perlu menghindari kesalahan-kesalahan pemilihan topik seperti Baconian, dikotomi kemungkinan sejarah, ataupun terlalu banyak permasalahan.

B. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Sejarah adalah ilmu yang berdasarkan pada sumber-sumber peristiwa, oleh karena itu proses heuristik sangatlah penting. Peneliti perlu mengumpulkan semua potensi referensi baik yang bersifat primer maupun sekunder. Penting bagi sejarawan untuk menggunakan semua referensi, dan memilih hanya berdasarkan validitasnya. Dikarenakan sejarawan dapat saja melakukan kesalahan pemilihan sumber seperti holisme, pragmatis, ad hominem, atau estetis.

C. Verifikasi Sumber

Bagian selanjutnya adalah melakukan kritik sumber-sumber yang ditemukan baik secara intrinsik (kredibilitas isi sumber) dan ekstrinsik (keakuratan dan keaslian sumber). Hasil dari kritik ini adalah berbentuk fakta atau data yang akan dijadikan dasar dalam penulisan sejarah. Fakta ini dapat bersifat keras atau valid, dapat juga masih bersifat lunak atau dapat ditinjau kembali kredibilitasnya.

Verifikasi sumber sejarah juga sangat rentan membawa kesalahan bagi peneliti sejarah. Kesalahan-kesalahan tersebut terdiri atas:

  • Pars pro toto, bukti sebagian peristiwa dianggap berlaku seluruhnya;
  • Toto pro pars, bukti keseluruhan peristiwa yang dianggap sebagai bukti sebagian;
  • Pendapat umum sebagai fakta, bahwa fakta sama dengan apa yang disepakati secara umum;
  • Pendapat pribadi sebagai fakta, pendapat yang bersifat pribadi dianggap sebagai fakta sejarah;
  • Rincian angka presisi, menyebutkan secara pasti jumlah dalam sebuah peristiwa tanpa berdasar pada ketidakpastian;
  • Bukti yang bersifat spekulatif, di mana penulis tidak mendasarkan fakta sejarah pada empiris melainkan dugaan semata.

D. Penafsiran Data (Interpretasi)

Fase interpretasi adalah di mana peneliti membangun konstruksi pemikiran, perspektif, dan alur penelitian setelah menemukan fakta-fakta sejarah. Peneliti berhak untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ada, dan membangun narasi yang akan dituliskan lebih lanjut. Fase ini memiliki tingkat subjektifitas yang tinggi, sehingga peneliti harus terus berupaya menghasilkan konstruksi yang miinim bias.

Beberapa kesalahan yang dapat terjadi dalam fase interpetasi yaitu:

  • Post hoc ergo propter hoc, penulis berasumsi sebuah peristiwa menjadi sebab dari sebuah peristiwa atau mengakibatkan peristiwa tertentu hanya karena terjadi secara berurutan;
  • Tidak membangun struktur latar belakang yang tepat. Penulis perlu membangun latar penelitian seperti alasan, kondisi, sebab, dan kronologi secara terstruktur dan tersendiri;
  • Reduksionis, artinya penulis menyederhanakan peristiwa yang sebenarnya sangat kompleks;
  • Pluralisme berlebihan, dalam hal ini peneliti tidak dapat menentukan faktor kunci dari peristiwa sejarah.

E. Penulisan Penelitian Sejarah (Historiografi)

Historiografi adalah fase akhir dari penelitian sejarah, di mana fakta-fakta yang diinterpretasi dikeluarkan menjadi narasi sejarah. Kualitas dari historiografi ditentukan oleh kapabilitas menulis dan tatabahasa peneliti sendiri. Penulis juga wajib memberi makna, sehingga hasil dari penelitian bukan sekedar deretan fakta-fakta kronologis. Historiografi terdiri atas bagian pengantar, hasil penelitian, dan kesimpulan. Fase ini pun tidak bisa lepas dari kesalahan yang mungkin terjadi, misalnya kesalahan narasi dan pembahasan, argumen, serta generalisasi.

Jenis Penelitian Sejarah

A. Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif ditujukan untuk membandingkan faktor-faktor yang berasal dari peristiwa sejenis di masa lampau. Perbedaan ini biasanya berakar pada kebudayaan, moral, dan hal-hal lainnya yang berbeda antar kelompok masyarakat. Misalnya perbandingan antara pemodal Cina di Siam, Malaya, dan Hindia Timur.

B. Penelitian Yuridis

Penelitian ini berfokus pada hukum dengan berbagai bentuk dan sifatnya di masa lampau. Hukum sering berdampak besar pada perubahan kehidupan masyarakat, sehingga diperlakukan sebagai peristiwa penting. Misalnya penelitian tentang politik etis ataupun penerapan cultuurstelsel.

C. Penelitian Biografis

Penelitian biografis berfokus pada rekonstruksi peristiwa yang mengelilingi figur tertentu di masa lalu. Berfokus pada watak, ide, lingkungan, dan pengaruhnya dalam konteks ruang dan waktu. Penelitian ini biasanya mendasarkan pada sumber yang bersifat pribadi seperti buku catatan, surat, wawancara keluarga, atau karya yang dihasilkan. Misalnya Memoar Muhammad Jasin atau Otobiografi Soeharto.

D. Penelitian Bibliografis

Penelitian bibliografis mendasarkan pada sumber-sumber sejarah terkait dengan peristiwa tertentu di masa lalu. Proses ini dapat bertujuan untuk mengemukakan sintesis baru dari berbagai pendapat, menghimpun berbagai hasil penelitian terdahulu, ataupun mengemukakan kembali pendapat yang hilang. Misalnya penelitian tentang Perekonomian Indonesia pada masa Ledakan Harga Minyak yang disusun oleh Anne Booth.

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.
Alumni Sejarah FIB UI

Materi StudioBelajar.com lainnya: