Persilangan Monohibrid: Dasar Pewarisan Sifat yang Wajib Kamu Kuasai
Pernah dengar istilah persilangan monohibrid saat belajar genetika? Materi ini jadi pintu masuk buat memahami bagaimana sifat makhluk hidup bisa diturunkan dari induk ke keturunannya. Meskipun terlihat sederhana, konsep ini adalah pondasi penting untuk menguasai pewarisan sifat dalam biologi.
Yuk, pelajari bersama mulai dari definisi, sejarah, cara kerja, hingga contoh soal yang bisa bantu memahami lebih dalam.
Apa Itu Persilangan Monohibrid?
Persilangan monohibrid adalah jenis persilangan genetika yang hanya memperhatikan satu sifat beda (satu karakter) dari dua individu. Contohnya, saat menyilangkan tanaman ercis dengan warna bunga ungu dan putih, hanya warna bunganya saja yang diamati.
Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh Gregor Mendel, seorang biarawan Austria yang dikenal sebagai bapak genetika. Ia menggunakan tanaman ercis (Pisum sativum) untuk eksperimennya dan menemukan pola pewarisan sifat yang sekarang dikenal sebagai Hukum Mendel I.
Hukum Mendel I (Segregasi)
Hukum Mendel I menyatakan bahwa:
“Setiap individu membawa sepasang alel untuk setiap sifat, dan alel-alel ini akan dipisahkan saat pembentukan gamet, sehingga setiap gamet hanya membawa satu alel dari pasangan tersebut.”
Misalnya, kalau tanaman memiliki genotipe “Aa” (A = dominan, a = resesif), maka saat membentuk gamet, hanya akan ada A atau a di masing-masing gamet, bukan keduanya.
Baca Juga : Teori Atom Dalton: Awal dari Revolusi Pemahaman tentang Materi
Istilah-Istilah Kunci dalam Persilangan Monohibrid
Sebelum lanjut, penting untuk mengenali istilah-istilah yang sering muncul dalam topik ini:
- Gen: Unit pewarisan sifat
- Alel: Bentuk alternatif dari gen, misalnya A dan a
- Dominan: Alel yang menutupi alel lain, ditulis dengan huruf kapital (A)
- Resesif: Alel yang tertutupi oleh alel dominan, ditulis dengan huruf kecil (a)
- Genotipe: Kombinasi gen yang dimiliki individu (contoh: AA, Aa, aa)
- Fenotipe: Sifat fisik yang tampak (contoh: bunga ungu atau putih)
- Homozigot: Dua alel yang sama (AA atau aa)
- Heterozigot: Dua alel berbeda (Aa)
- Gamet: Sel kelamin (sperma dan ovum)
Cara Kerja Persilangan Monohibrid
Agar lebih mudah dipahami, lihat contoh klasik dari Mendel berikut ini:
Kasus: Warna Bunga pada Tanaman Ercis
- Alel ungu = A (dominan)
- Alel putih = a (resesif)
Jika disilangkan dua tanaman heterozigot (Aa x Aa), maka:
1. Tentukan Gamet:
- Tanaman pertama menghasilkan A dan a
- Tanaman kedua menghasilkan A dan a
2. Buat Diagram Punnett:
A | a | |
A | AA | Aa |
a | Aa | aa |
3. Hasil Genotipe:
- AA = 1
- Aa = 2
- aa = 1
4. Rasio Genotipe:
- 1 AA : 2 Aa : 1 aa
5. Rasio Fenotipe:
- Ungu (AA dan Aa) = 3
- Putih (aa) = 1
Kesimpulan:
Rasio fenotipe hasil persilangan monohibrid adalah 3:1, sesuai dengan Hukum Mendel I.
Kenapa Harus Paham Persilangan Monohibrid?
Bukan cuma untuk ujian, memahami persilangan monohibrid juga membuka wawasan tentang cara kerja genetik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kenapa sebagian orang bermata cokelat dan sebagian lainnya bermata biru? Kenapa ada tanaman yang tahan penyakit dan ada yang tidak? Jawabannya bisa ditelusuri lewat konsep pewarisan sifat.
Baca Juga : Memahami Sejarah Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Contoh Soal & Pembahasan Singkat
Soal:
Seekor tikus berbulu hitam (Bb) disilangkan dengan sesama tikus berbulu hitam (Bb). Hitam dominan terhadap putih (b). Berapa persen kemungkinan keturunan berwarna putih?
Jawaban:
- Genotipe induk: Bb x Bb
- Gamet: B dan b
- Diagram Punnett:
B | b | |
B | BB | Bb |
b | Bb | bb |
Genotipe: 1 BB : 2 Bb : 1 bb- Fenotipe: 3 hitam : 1 putih
Jadi, kemungkinan keturunan berbulu putih = 1/4 = 25%
Kesalahan Umum Saat Belajar Persilangan Monohibrid
- Keliru membedakan dominan dan resesif
Banyak yang berpikir alel dominan selalu “lebih kuat” atau “lebih baik”, padahal ini cuma soal ekspresi gen, bukan kualitasnya. - Tidak membuat diagram Punnett
Padahal ini alat bantu visual yang sangat berguna untuk memahami peluang genotipe dan fenotipe. - Lupa bahwa genotipe Aa dan AA bisa punya fenotipe yang sama
Dalam sifat dominan, keduanya tetap menampilkan sifat dominan di fenotipe.
Belajar Genetika Jadi Lebih Seru
Kalau kamu merasa topik genetika seperti ini kadang bikin pusing, sebenarnya bukan karena materinya yang sulit, tapi karena belum ketemu cara belajar yang cocok. Nah, di aplikasi StudioBelajar, kamu bisa temukan penjelasan visual, video interaktif, dan latihan soal yang membantu memahami materi dengan cepat.
Ingin makin jago genetika tanpa stres? Yuk belajar bareng di aplikasi belajar dari StudioBelajar!
Dari persilangan monohibrid sampai topik biologi lainnya, semua dibahas dengan gaya belajar yang seru dan mudah dipahami. Coba sekarang dan rasakan bedanya!
Download aplikasi StudioBelajar di sini!