Majas Pleonasme: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contohnya

Apakah kamu pernah mendengar ungkapan seperti “naik ke atas” atau “turun ke bawah”? Kalimat-kalimat tersebut adalah contoh penggunaan majas pleonasme. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan ungkapan semacam itu tanpa menyadarinya, padahal dalam dunia bahasa, majas pleonasme memiliki aturan dan fungsi tertentu yang perlu dipahami dengan baik. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang apa itu majas pleonasme, ciri-cirinya, fungsi, dan berbagai contoh penggunaannya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, kamu dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia kamu.

Apa itu Majas Pleonasme?

Majas pleonasme adalah jenis majas yang terjadi ketika suatu ungkapan menggunakan kata-kata yang sebetulnya sudah mengandung makna yang sama atau redundan. Secara sederhana, pleonasme dapat diartikan sebagai penggunaan kata-kata yang berlebihan atau tidak perlu, karena makna yang ingin disampaikan sudah cukup dengan kata yang lebih singkat. Penggunaan pleonasme ini dapat terjadi dalam bahasa lisan maupun tulisan, dan meskipun terlihat sepele, majas pleonasme tetap memberikan kesan yang menarik dalam suatu kalimat.

Contoh sederhana yang sering kita temui adalah kalimat “mengambil sesuatu dengan tangan”. Kata “dengan tangan” sebenarnya sudah tersirat dalam kata “mengambil”, karena tentu saja kita tidak bisa mengambil sesuatu tanpa menggunakan tangan. 

Namun, penggunaan frasa “dengan tangan” memberikan penekanan dan mempermudah pemahaman.

Baca Juga : Apa Itu Caption? Panduan Lengkap untuk Memahami dan Menggunakannya

Ciri-Ciri Majas Pleonasme

Agar kamu lebih mudah mengenali majas pleonasme, berikut adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan:

  1. Penggunaan kata yang berlebihan: Majas pleonasme sering kali melibatkan kata-kata yang sebenarnya sudah tidak perlu ada, karena makna sudah terkandung dalam kata sebelumnya. Sebagai contoh, “pulang kembali” atau “memasukkan ke dalam”.
  2. Redundansi makna: Kata-kata yang digunakan dalam pleonasme mengandung makna yang sama, sehingga membuat kalimat terdengar berulang-ulang.
  3. Biasanya digunakan untuk penekanan: Meskipun berlebihan, majas pleonasme sering dipilih untuk memberikan penekanan atau memperjelas sesuatu yang ingin disampaikan. Ini bisa membuat kalimat terdengar lebih hidup atau kuat.

Fungsi Majas Pleonasme

Majas yang satu ini bukanlah sebuah kesalahan dalam berbahasa. Sebaliknya, ia memiliki beberapa fungsi yang dapat meningkatkan keefektifan komunikasi. Berikut adalah beberapa fungsi majas pleonasme:

  1. Menekankan suatu hal: Dengan menggunakan pleonasme, kita bisa memberikan penekanan terhadap kata atau makna yang ingin disampaikan. Sebagai contoh, “akan datang kembali” memberikan penekanan bahwa seseorang akan datang lagi, sehingga lebih ditekankan daripada hanya sekadar “akan datang”.
  2. Menambah nuansa artistik: Dalam sastra atau puisi, pleonasme bisa digunakan untuk menambah keindahan dan keartian dalam kalimat. Frasa yang lebih panjang dapat memberikan efek artistik yang lebih mendalam.
  3. Memperjelas makna: Dalam beberapa situasi, pleonasme digunakan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan jelas dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Misalnya, “mendaki ke atas” untuk menggambarkan naik ke tempat yang lebih tinggi.
  4. Memberikan kesan lebih formal atau serius: Penggunaan pleonasme kadang digunakan untuk memberikan kesan yang lebih tegas atau lebih serius, yang membuat kalimat terdengar lebih formal.

Contoh Majas Pleonasme

Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh penggunaan majas yang satu ini dalam kalimat sehari-hari:

  1. “Mereka turun ke bawah dengan cepat.”
    Kata “turun” sudah mengandung makna bergerak ke bawah, jadi kata “ke bawah” menjadi redundan. Meskipun demikian, dalam beberapa konteks, penggunaan frasa tersebut dapat memberikan penekanan.
  2. “Saya ingin naik ke atas.”
    Kata “naik” sudah berarti bergerak ke atas, jadi frasa “ke atas” tidak diperlukan. Namun, terkadang kita menambahkannya untuk memperjelas.
  3. “Tolong ulangi lagi!”
    Kata “ulang” sudah mengandung arti untuk melakukan sesuatu kembali, jadi kata “lagi” menjadi tidak perlu.
  4. “Kamu harus pergi keluar dari ruangan.”
    Kata “pergi” sudah mengandung makna meninggalkan tempat, jadi kata “keluar” tidak diperlukan.
  5. “Dia berbicara dengan suara keras.”
    Dalam hal ini, kata “berbicara” sudah menggambarkan tindakan menggunakan suara, namun kata “dengan suara” tetap digunakan untuk memberi penekanan.

Baca Juga : Cara Membuat Cerpen yang Cocok untuk Pemula

Pentingnya Memahami Majas Pleonasme dalam Belajar Bahasa

Meskipun penggunaan pleonasme terkesan sederhana, pemahaman tentangnya sangat penting dalam meningkatkan keterampilan berbahasa, terutama dalam menulis dan berbicara dengan efektif. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mempelajari berbagai macam majas dalam bahasa Indonesia, termasuk pleonasme.

Jika kamu ingin mengasah kemampuan bahasa Indonesia kamu lebih dalam, kamu bisa belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Aplikasi Belajar dari StudioBelajar hadir untuk membantu kamu memahami konsep bahasa dengan lebih mudah. Dengan berbagai fitur yang menarik dan materi pembelajaran yang terstruktur, kamu bisa belajar kapan saja dan di mana saja.

Gunakan Aplikasi Belajar dari StudioBelajar

Jangan tunggu lagi! Tingkatkan kemampuan bahasa Indonesia kamu dengan memanfaatkan Aplikasi Belajar dari StudioBelajar. Dengan menggunakan aplikasi ini, kamu bisa mendapatkan penjelasan lengkap tentang berbagai majas, termasuk pleonasme, serta berbagai topik lainnya. 

Dapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan efektif sekarang juga! Unduh aplikasi belajar dari StudioBelajar dan mulailah perjalanan belajarmu hari ini!