Peta

Pengertian Peta

Sebagai seorang geograf, pastinya tidak asing dengan istilah peta kan? Yap, peta ini diibaratkan sebagai salah satu alat bantu geograf dalam mengkaji fenomena di bumi. Menurut sejarahnya, pembahasan tentang pentingnya peta pertama kali dikemukakan oleh Claudius Ptolomaeus di awal abad ke 2 (87 M – 150 M). Istilah peta sendiri berasal dari Bahasa Yunani mappa yang berarti kain penutup meja.

Perhimpunan Kartografi Nasional (1976) sepakat bahwa peta adalah gambaran yang merepresentasikan unsur-unsur di permukaan bumi. Kartografi menjadi cabang ilmu geografi yang mengkaji peta. Adapun prinsip dasar peta adalah sebagai berikut.

  1. Dipilih -> memilih fenomena muka bumi yang dianggap penting
  2. Bidang datar -> mentransformasikan bentuk muka bumi yang 3 dimensi menjadi 2 dimensi (bidang datar)
  3. Diperkecil -> ukuran bentuk muka bumi di peta lebih kecil dari aslinya
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Keragaman Budaya Indonesia

Unsur-unsur Peta

Peta yang baik harus bersifat mudah dibaca dan ditafsirkan. Oleh karena itu, penampilan peta diharuskan memiliki unsur-unsur yang sesuai dengan kaidah kartografi. Adapun unsur-unsur dalam peta adalah sebagai berikut.

Judul Peta Mencerminkan informasi sesuai isi peta (fungsi dan lokasi peta)
Skala Peta Perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dalam satuan ukuran yang sama
Legenda Keterangan arti dari simbol-simbol di peta untuk memudahkan dalam membaca peta
Tanda Orientasi Keterangan posisi dan arah suatu objek -> arah utara, selatan, timur, dan barat
Simbol Keterangan karakteristik bentuk permukaan bumi meliputi berdasarkan bentuk (titik, garis, dan area), sifat (kualitatif dan kuantitatif), serta lokasi dan fungsi (visualisasi dari aslinya)
Warna Mempertegas objek-objek pada peta yang penggunaannya ada yang harus sesuai ketentuan kartografi seperti cokelat tua (dataran tinggi) dan hijau (dataran rendah)
Sumber dan Tahun Peta Sumber -> validasi data dan legalisasi peta

Tahun -> memudahkan dalam mengkaji perubahan fenomena dari tahun ke tahun

Inset Peta Peta yang cakupan wilayahnya lebih luas dari wilayah yang digambarkan untuk memperjelas lokasi
Garis Astronomi Menunjukkan lokasi absolut wilayah di peta dalam bentuk grid
contoh peta dan unsur unsurnya

Contoh Tampilan Peta
Sumber: Kementerian Kehutanan (2013)

Jenis-jenis Peta

Kalian tahu tidak kalau peta beragam jenisnya. Dari berbagai jenis peta, pada umumnya hanya terbagi menjadi dua kelompok besar aja. Pembagian jenis peta ini berdasarkan isi dan skala peta. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.

Jenis Peta Berdasarkan Isinya:

  • Peta umum -> Menampilkan seluruh permukaan bumi dari segi fisik alam maupun buatan manusia. Peta ini memiliki gambaran informasinya secara umum. Contohnya peta topografi, peta rupabumi, peta korografi, dan lain-lain.
  • Peta khusus (peta tematik) -> Menampilkan informasi penampakan tertentu. Penggunaan simbol sesuai dengan tema pada judul peta. Contoh peta penggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, peta persebaran objek wisata, dan lain-lain.

Jenis Peta Berdasarkan Skalanya:

  • Peta kadaster -> 1:100 – 1:5.000 (ex: peta hak milik tanah)
  • Peta skala besar -> 1:5.000 – 1:250.000 (ex: peta topografi)
  • Peta skala sedang -> 1: 250.000 – 1:500.000 (ex: peta kabupaten)
  • Peta skala kecil -> 1: 500.000 – 1:1.000.000 (ex: peta provinsi)
  • Peta geografi -> lebih kecil dari 1:1.000.000 (ex: peta negara atau benua)

Skala Peta

Prinsip peta adalah pengecilan wilayah permukaan bumi di bidang datar. Makanya, skala peta termasuk bagian terpenting di peta. Skala didefinisikan sebagai perbandingan lurus jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dalam satuan ukuran yang sama. Skala peta memiliki rumus sebagai berikut:

rumus skala peta

Jika melihat pembahasan sebelumnya mengenai jenis peta, pasti kalian bingung kok skala besar tapi nilainya kecil. Pada intinya, prinsip dari skala peta adalah kebalikannya. Skala besar memiliki nilai penyebut yang kecil sehingga kenampakan lebih detail. Sebaliknya skala kecil memiliki nilai penyebut besar sehingga kenampakannya kurang detail. Mari simak jenis skala peta berikut.

  • Skala Numerik -> Contohnya skala 1:10.000 yang berarti jarak 1 cm di peta sama dengan 10.000 cm atau 1 km jarak sebenarnya di bumi
  • Skala Garis (Grafik) -> Menggunakan batang ukur
    skala garis

    Sumber gambar: Dewi (2009)

    Menunjukkan 1 cm di peta berbanding lurus dengan satuan jarak 5 km di bumi

  • Skala Tulisan (Verbal) -> Contohnya 1 cm pada peta berbandingdengan 500 meter di permukaan bumi

Proyeksi Peta

Proyeksi peta merupakan cara memindahkan bentuk permukaan bumi yang lengkung (globe) ke bidang datang. Proyeksi peta berfungsi untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan (distorsi) antara bentuk peta dengan aslinya. Contoh penyimpangannya berupa perubahan jarak dan luas wilayah. Prinsip dari proyeksi peta adalah ekuidistan (jarak antar lokasi tetap), conform (peta arahnya tidak menyimpang), dan equivalent (luas permukaan tetap). Secara umum, jenis-jenis proyeksi peta terdiri atas sebagai berikut.

Garis Karakter (Sumbu Simetri)

Proyeksi didasarkan hubungan antara sumbu simetri dan sumbu bumi. Meliputi normal (berhimpitan), miring (membentuk sudut), dan melintang/transversal (tegak lurus).

Bidang Proyeksi

  1. Azimuthal (Zenithal) -> Dilakukan di bidang datanr. Paling cocok digunakan ntuk daerah kutub. Bentuk proyeksinya terdiri atas gnomonik, stereografi, dan orthografik.
  2. Kerucut -> Dilakukan di bidang kerucut dengan puncak di atas kutub bagian utara. Paling cocok digunakan untuk daerah lintang tengah. Bentuk proyeksinya terdiri atas normal, transversal, dan oblique/miring.
  3. Silinder -> Dilakukan di tabung yang diselubungkan kemudian direntangkan. Paling cocok digunakan untuk daerah ekuator.
proyeksi peta

Sumber gambar: Waluya (2009)

Cara Membuat Peta

Kalian selama sekolah pernah membuat peta gak? Nah, kalau pernah rasanya gimana? Mudah atau sulit? Beruntung sekali jaman sekarang teknologi sudah canggih jadi pembuatan peta tidak sesulit dulu. Syarat terpenting dari pembuatan peta adalah mengikuti kaidah kartografi. Secara umum, dalam membuat peta membutuhkan pengumpulan data, penggambaran, dan percetakan. Adapun langkah-langkah dalam membuat peta adalah sebagai berikut.

  1. Tentukan daerah yang dipetakan
  2. Membuat peta dasar -> ex: peta administrasi
  3. Menentukan proyeksi dan skala yang digunakan
  4. Data yang sudah ada diklasifikasikan sesuai dengan tema dan fungsi peta
  5. Menentukan simbol yang harus merepresentasikan tema dan fungsi peta
  6. Melakukan plotting simbol pada peta dasar
  7. Memberikan legenda
  8. Penulisan (lettering) pada peta secara baik dan benar, contohnya nama kawasan perairan dengan garis mirig

Kontributor: Dema Amalia, S.Si.
Alumni Geografi FMIPA UI

Materi Geografi lainnya di StudioBelajar.com: