Tekanan Osmotik: Pengertian, Rumus, dan Contohnya

Tekanan osmotik adalah tekanan yang dihasilkan oleh pergerakan molekul pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi lebih tinggi. Proses ini terjadi dalam sistem biologis dan kimia, berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keseimbangan cairan dalam sel hingga proses industri.

Fenomena ini ditemukan oleh ilmuwan Jacobus Henricus van ‘t Hoff, yang juga merumuskan hubungan antara tekanan osmotik dan konsentrasi larutan. Tekanan yang satu ini sangat penting dalam dunia biologi karena berkaitan langsung dengan proses osmosis yang terjadi dalam sel hidup.

Baca Juga : Teori Biogenesis: Pengertian, Tokoh, dan Bukti yang Mendukungnya

Rumus Tekanan Osmotik

Tekanan osmotik (Π) dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Di mana:

  • Π = Tekanan osmotik (atm atau pascal)
  • i = Faktor van ‘t Hoff (jumlah partikel ion dalam larutan)
  • M = Molaritas larutan (mol/L)
  • R = Konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
  • T = Suhu dalam Kelvin (K)

Rumus ini menunjukkan bahwa tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi dan suhu larutan. Semakin tinggi suhu atau konsentrasi zat terlarut, semakin besar tekanan osmotik yang dihasilkan.

Proses Osmosis dalam Sel

Tekanan yang satu ini memiliki peran penting dalam kehidupan seluler. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat terjadi:

  1. Hipotonik: Jika larutan di luar sel memiliki konsentrasi lebih rendah daripada di dalam sel, air akan masuk ke dalam sel, menyebabkan sel membengkak dan bahkan pecah (lisis).
  2. Isotonik: Jika konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel seimbang, maka tidak ada perpindahan air bersih, dan sel tetap dalam kondisi stabil.
  3. Hipertonik: Jika larutan di luar sel memiliki konsentrasi lebih tinggi, air dalam sel akan keluar, menyebabkan sel menyusut atau mengalami plasmolisis.

Contoh Tekanan Osmotik dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman Akar tanaman menyerap air dari tanah melalui osmosis. Jika tanah memiliki kadar air yang cukup, tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sebaliknya, jika tanah terlalu asin, tekanan yang satu ini menjadi tinggi dan tanaman sulit menyerap air, menyebabkan layu.
  2. Pengawetan Makanan dengan Garam Daging atau ikan yang diasinkan mengalami proses osmosis, di mana air dalam jaringan daging keluar ke lingkungan dengan konsentrasi garam tinggi. Hal ini mencegah pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan.
  3. Efek Minum Air Laut Air laut memiliki kadar garam tinggi. Jika seseorang minum air laut, sel-sel tubuh akan kehilangan air karena tekanan osmotik yang tinggi, menyebabkan dehidrasi.
  4. Dialisis Ginjal Proses ini menggunakan prinsip tekanan osmotik untuk menyaring limbah dari darah bagi penderita gagal ginjal. Membran semipermeabel dalam mesin dialisis memungkinkan zat limbah melewati filtrasi sementara sel darah tetap di dalam tubuh.

Baca Juga : Urutan Takson dalam Klasifikasi Makhluk Hidup

Kesimpulan

Tekanan yang satu ini adalah fenomena penting yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam keseimbangan cairan dalam sel. Dengan memahami konsep ini, kita dapat lebih menghargai bagaimana tubuh kita bekerja serta bagaimana teknologi memanfaatkannya dalam berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga kesehatan.

Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang konsep tekanan yang satu ini dan ilmu lainnya, gunakan Aplikasi Belajar dari StudioBelajar untuk pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan!