Revolusi Rusia
Revolusi Rusia adalah sebuah gerakan politik yang melanda Kekaisaran Rusia pada tahun 1917. Gerakan ini dipimpin oleh kelas proletariat yang menderita akibat krisis kepemimpinan Tsar Nicholas II, perang dunia pertama, dan lambatnya industrialisasi. Ketidakpuasan ini dipergunakan untuk melancarkan kudeta. Revolusi Rusia terjadi dua kali, yaitu pada bulan Februari dan Oktober 1917.
Revolusi Februari berhasil menumbangkan Tsar Nicholas II, sementara Revolusi Oktober meruntuhkan pemerintahan sementara dan mendirikan kekuasaan Soviet. Keruntuhan Kekaisaran Rusia ini merupakan peristiwa penting yang menjadi awal munculnya negara adidaya. Revolusi Rusia juga menjadi inspirasi bagi pergerakan nasional dalam melawan imperialisme.
Latar Belakang Revolusi Rusia
Kekaisaran Rusia pada abad ke-19 adalah monarki dengan wilayah kekuasaan dari Laut Hitam sampai Alaska. Rusia juga memiliki penduduk sekitar 176,4 juta jiwa yang mana merupakan populasi terbesar ketiga di dunia saat itu. Namun, Rusia tertinggal dalam modernisasi dibandingkan negara Eropa lainnya. Rusia baru menghapuskan sistem petani hamba pada 1861, kemudian menjalankan industrialisasi yang mendadak dan tidak optimal. Selain itu, kekuasaan Tsar yang kuno tidak berhasil membawa perbaikan nasib bagi rakyat Rusia yang amat banyak.
Serangkaian kritik kontra kekaisaran kerap terlontar berkat menguatnya gagasan sosialisme. Penghapusan praktek perhambaan petani yang tidak diikuti dengan reformasi agraria menyebabkan mereka terpaksa menjadi buruh atau tentara. Sementara industrialisasi belum berjalan, sehingga banyak penduduk kehilangan pekerjaan tetap. Dugaan upaya pembunuhan Tsar Alexander III dan terbunuhnya Tsar Alexander II membawa Rusia menjadi negara yang lebih represif.
Pada tahun 1905, revolusi pertama pecah ditandai dengan adanya peristiwa Bloody Sunday. Kurang lebih 1000 orang tewas akibat bentrok antara militer dan demonstran yang menuntut perbaikan kondisi negara. Tsar Nicholas II membentuk parlemen Duma (bangsawan) untuk meredakan gejolak publik. Namun beberapa tahun kemudian parlemen dibekukan akibat dianggap radikal.
Pemerintahan Rusia juga tidak menunjukkan adanya perbaikan ekonomi dan sosial. Tsar bahkan memutuskan untuk bergabung dalam Perang Dunia I melawan Jerman dan Austria-Hongaria. Partai buruh Rusia diisi golongan Menzhevik dan Bolshevik mempelopori berkembangnya radikalisme di kalangan petani dan buruh. Kelas bawah ini menjadi motor revolusi yang dikatalisasi oleh ideologi marxisme dan partai buruh.
Penyebab Terjadinyapd Revolusi
Revolusi Rusia pada tahun 1917 tentu memiliki penyebab, yang mana menjadi alasan kuat bagi golongan proletariat untuk melancarkan kudeta terhadap kekuasaan Tsar Nicholas II. Sebab-sebab berlangsungnya Revolusi Februari adalah sebagai berikut:
- Lambatnya industrialisasi dan perbaikan perekonomian rakyat oleh rezim Tsar Nicholas II;
- Sentralisasi kekuasaan Kekaisaran Rusia yang tidak tergoyahkan. Rusia tidak memiliki kelas borjuis atau kapitalis yang kuat, juga tidak ada parlemen yang bisa memberikan tekanan terhadap kekuasaan Tsar;
- Kekalahan Rusia melawan Jepang pada tahun 1905, kemudian berlanjut dengan kegagalan Rusia dalam kampanye Perang Dunia I. Keduanya menyebabkan krisis politik, kematian banyak penduduk dan hancurnya perekonomian Rusia.
- Bangkitnya kelas petani dan buruh radikal akibat penghapusan penghambaan (1961) yang tidak diikuti dengan reformasi agraria;
- Hadirnya ideologi Marxisme dan Partai Buruh yang membawa harapan bagi perbaikan kekuasaan di Rusia;
- Peristiwa Minggu Berdarah (1905) yang tidak memberikan perubahan berarti bagi kekuasaan Kekaisaran Rusia.
Sementara itu, Revolusi Oktober yang terjadi setelah revolusi sebelumnya berlangsung disebabkan oleh:
- Pemerintahan Sementara dianggap tidak representatif karena dipilih oleh Majelis Duma lama, bukan berdasarkan pilihan publik;
- Pemerintahan Sementara tidak menghentikan kampanye dalam Perang Dunia I;
- Perekonomian memburuk, utang meroket, dan harga barang melambung tinggi;
- Demonstrasi dan kerusuhan yang terus terjadi di jalanan Petrograd;
- Represifnya pemerintahan Alexander Kerensky dan meningkatnya pengaruh Bolshevik di tengah masyarakat.
Proses Berlangsungnya Revolusi Rusia
A. Revolusi Februari
Sejak awal 1917, masyarakat kehilangan kepercayaan kepada rezim Tsar setelah serangkaian kebijakan. Pengangkatan perdana menteri Nikolaai Golitsyn yang tidak siap, Tsarina Alexandra yang menolak mundur, serta pembubaran majelis legislatif Duma. Sejak 18 Februari 1917, jalanan Petrograd dibanjiri dengan demonstran proletariat yang secara mengejutkan mendapatkan dukungan dari beberapa personil militer.
Pada tanggal 25 Februari, demonstran mencapai angka 200.000 orang dan menyerukan penggulingan Tsar. Beberapa hari setelahnya terisi dengan konflik demonstran dengan militer, ibukota dikuasai oleh kaum revolusioner. Pergerakan yang masif dan dalam waktu singkat berhasil melumpuhkan ibukota negara berikut dengan anggota kemiliteran yang juga terpecah.
Tsar menerima nasehat untuk mengundurkan diri pada 3 Maret 1917 dan menunjuk saudaranya Mikhail Alexandrovich sebagai penggantinya. Namun pada hari yang sama Mikhail menolaknya kecuali hal tersebut disepakati oleh majelis legislatif. Majelis Duma memutuskan membentuk kekuatan ganda yang mewakili Kekaisaran Rusia. Pemerintahan ini terdiri atas pemerintahan sementara yang mewakili kalangan borjuis, dan Soviet Petrograd yang mewakili kalangan proletar.
Revolusi Oktober
Pemerintahan sementara dibawah pimpinan Alexander Kerensky tidak kunjung membawa perbaikan ke Rusia. Rusia masih tetap berperang, dan memerintah dengan keras terhadap demonstran yang terus berada di jalanan. Pada bulan Juli. Kerensky memerintahkan penangkapan terhadap anggota Bolshevik di Petrograd dan meminta Vladimir Lenin dihukum. Undang-undang yang mengatur eksekusi di tempat juga diterbitkan.
Kekacauan terus berlangsung sampai pada bulan September 1917, Lavr Kornilov yang merupakan panglima tertinggi militer Rusia diduga melancarkan kudeta terhadap Kerensky. Ia membawa tentara menuju Petrograd untuk menumbangkan Pemerintahan Sementara sekaligus Soviet Petrograd. Kerensky secara mengejutkan meminta bantuan Bolshevik untuk menumpas Kornilov dengan mengirimkan senjata kepada buruh dan petani.
Situasi ini berbalik dengan cepat, Bolshevik kini memiliki kekuatan untuk melawan Pemerintahan Sementara. Sejak 24 Oktober, Pemerintahan Sementara dan Soviet Petrograd terlibat konflik secara terbuka. Keuntungan berpihak kepada Bolshevik yang didukung oleh buruh dan petani. Semua instalasi umum dikontrol termasuk stasiun, pelabuhan dan sarana informasi. Kerensky melarikan diri dari Istana Musim Dingin yang akhirnya dapat diduduki oleh Bolshevik pada 26 Oktober. Seluruh anggota kabinet Pemerintahan Sementara ditangkap kecuali Kerensky.
Soviet Petrograd dengan cepat mengadakan Kongres Soviet Seluruh Rusia dan membentuk kabinet Bolshevik yang dipimpin Vladimir Lenin. Kongres Soviet mulai menasionalisasi aset swasta, mengontrol industri, dan mereformasi kebijakan tanah. Sementara Leon Trotsky memecat kalangan Menshevik yang kontra terhadap revolusi.
Tokoh-Tokoh Revolusi Rusia
A. Vladimir Lenin
Lenin merupakan politisi yang menjadi inspirator utama Revolusi Rusia. Perkenalannya dengan marxisme membuatnya bertumbuh menjadi seorang sosialis yang radikal. Baginya, konsep marxisme yang meletakkan fase kapitalisme antara monarki dan pemerintahan proletariat harus dilompati. Sehingga ia menggerakkan Bolshevik bersama buruh dan petani melawan kekuasaan Tsar dan Pemerintahan Sementara yang dianggap borjuis. Lenin dianggap sebagai pahlawan oleh Soviet, sementara bagi pihak lain adalah politisi yang melanggar HAM selama periode kekuasaannya
B. Leon Trotsky
Trotsky adalah anggota partai buruh yang menjadi tokoh sentral dalam revolusi. Pada dasarnya ia lebih radikal dibandingkan dengan Lenin sendiri. Ia menginginkan pembasmian kalangan borjuis dan mewujudkan masyarakat tanpa kelas ideal versi marxisme. Trotsky juga terus menganjurkan peran komintern dalam memajukan perkembangan komunisme di seluruh dunia. Trotsky dipinggirkan oleh Stalin berkat menguatnya birokrat di dalam partai komunis.
Dampak Revolusi
Berkembangnya Ideologi Komunisme
Revolusi Rusia menghasilkan negara Uni Soviet, spektrum utama komunisme internasional. Soviet berupaya mengintervensi politik di berbagai negara untuk mewujudkan internasionalisme yang menjadi cita-cita komunisme. Ide ini berkembang menjadi yang terbesar di dunia melawan liberal-kapitalisme yang dipimpin AS pada perang dingin.
Perang Saudara Rusia
Tahun 1918, Cheka yang dibuat oleh Lenin mulai melakukan Teror Merah yang ditujukan untuk menekan lawan politik Bolshevik. Intervensi asing membuat terbentuknya pemerintahan anti-komunis di Siberia oleh Alexander Kolchak. Perang berlangsung sampai dengan tahun 1922, dimenangkan oleh tentara Bolshevik. Pada tahun yang sama, Uni Soviet dideklarasikan sebagai tanda akhir dari revolusi besar Rusia selama bertahun-tahun.
Menginspirasi Perjuangan Melawan Imperialisme
Revolusi Rusia adalah pergerakan yang dimotori oleh kalangan buruh dan petani melawan penguasa dan kalangan borjuis. Hal ini tentunya dapat direfleksikan oleh penduduk koloni yang dijajah negara Eropa, termasuk Indonesia. Pergerakan ini menjadi tanda bahwa gerakan rakyat adalah sebuah salah satu cara untuk mengubah nasib dan kekuasaan negara.
Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.
Alumni Sejarah FIB UI
Materi StudioBelajar.com lainnya:
