Sumber Sejarah
Sejarah direkonstruksi melalui kajian ilmiah menggunakan sumber-sumber yang terpercaya untuk memperoleh fakta sejarah. Sumber sejarah merupakan catatan-catatan tentang peristiwa di masa lalu yang dapat dijadikan dasar rekonstruksi sejarah. Tahap pertama dalam metode sejarah adalah heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber yang berkaitan dengan peristiwa sejarah yang akan ditulis. Sementara tahap kedua dari metode sejarah adalah verifikasi, pemilahan sumber sejarah berdasarkan jenis dan kredibilitasnya.
Dapat kita simpulkan bahwa sumber sejarah merupakan bagian penting bagi penulisan sejarah. Baik tidaknya hasil karya sejarah didasarkan oleh sebagaimana kita mencari dan mengelola sumber.
Sumber Sejarah Berdasarkan Sifat
Sumber sejarah dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi tiga bagian, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Sifat ini menggambarkan dari mana sumber didapat dan seberapa kredibel sumber tersebut.
Sumber Primer
Sumber primer merupakan referensi atau data yang diperoleh dari saksi sejarah yang hadir secara langsung dalam peristiwa tersebut. Sehingga kesaksiannya dapat diyakini kebenarannya dalam menjelaskan peristiwa tersebut. Sumber primer dapat berupa benda, tertulis, lisan, maupun audiovisual selama benar berasal dari orang yang dapat dikategorikan sebagai saksi sejarah. Adapun duplikasi dari sumber aslinya tetap dapat dikatakan sebagai sumber primer selama tidak dilakukan perubahan terhadap kontennya.
Beberapa contoh sumber primer misalnya, Di Bawah Bendera Revolusi (1959) karya Presiden Soekarno; Prasasti Ciaruteun di Bogor; atau Laporan Aktivitas Dagang Pelabuhan Banjarmasin pada masa kekuasaan Kerajaan Banjar yang dihimpun oleh kerajaan.
Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan referensi yang didapat dari orang yang mengetahui tentang sebuah peristiwa sejarah, namun bukan saksi langsung atau orang sezaman. Sehingga kesaksiannya perlu diperbandingkan dengan sumber primer apakah memberikan penjelasan yang sama atau tidak.
Sumber sekunder pada masa kini juga berbentuk penelitian yang memasukkan laporan peristiwa (primer) sebagai referensi utama dalam penulisannya. Biasanya sumber primer merupakan upaya untuk menganalisis dan menemukan sintesis antara beberapa sumber primer terkait dengan peristiwa tertentu.
Contoh sumber sekunder adalah buku karya Dr. H.J. de Graaf yang berjudul Terbunuhnya Kapten Tack (1989) dan Disintegrasi Mataram di Bawah Amangkurat I (1987)
Sumber Tersier
Sumber tersier adalah referensi yang berisi kompilasi dari sumber-sumber primer dan sekunder. Referensi semacam ini banyak digunakan untuk pembelajaran sejarah yang lebih ringan dan populer dibandingkan dengan sumber ilmiah.
Namun tidak menutup kemungkinan juga sumber tersier menjadi pintu bagi didapatnya sumber sekunder dan primer. Beberapa bentuk sumber tersier antara lain katalog arsip atau perpustakaan, ensiklopedia, buku teks, bibliografi, dan, direktori.
Sumber Sejarah Berdasarkan Jenis
Sumber sejarah juga dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Dalam hal ini, sumber sejarah terbagi menjadi klasifikasi sesuai dengan bentuknya. Masing-masing bentuk dari sumber sejarah ini juga memiliki klasifikasinya sebagai sumber primer maupun sekunder. Setidaknya jenis sumber sejarah terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
Sumber Benda
Sumber benda merupakan benda peninggalan kebudayaan yang dibuat oleh manusia di masa lalu. Di mana dari benda tersebut kita bisa memperoleh informasi-informasi terkait dengan peristiwa yang berkaitan dengan benda tersebut.
Sumber benda bisa memberikan informasi penting, misalnya sebagai bukti bagaimana peradaban berkembang atau kegiatan apa yang biasanya dilakukan oleh manusia pada suatu tempat di masa lalu. Contoh sumber benda misalnya Masjid Agung Demak, Arca Avalokiteswara, Candi Prambanan, dan Kapak Persegi.
Sumber Tertulis
Sumber tertulis merupakan referensi untuk menemukan fakta-fakta sejarah yang ditemukan secara tertulis. Sumber tertulis ini bisa ditemukan bahkan sejak masa kuno seperti Prasasti Talang Tuo atau Kitab Pararaton. Informasi yang tertuang dalam sumber-sumber inilah yang kita jadikan acuan sebagai rekonstruksi sejarah.
Selain isinya, sejarawan juga perlu melihat dari segi fisiknya (kritik ekstern) misalnya cara penulisan, gaya bahasa, atau pola-pola lain yang sesuai dengan masa dikeluarkannya tulisan tersebut. Secara umum sumber tertulis meliputi benda-benda berikut :
- Surat kabar, majalah, dan buku-buku karya saksi sejarah;
- Arsip, notula rapat dan dokumen pemerintah;
- Prasasti;
- Kitab-kitab;
- Otobiografi;
Sumber Lisan
Sumber lisan adalah referensi yang didapat dari wawancara atau keterangan tertentu yang diberikan oleh saksi sejarah. Keterangan juga bisa didapatkan dari orang-orang sezaman yang memiliki kedekatan dengan peristiwa yang ada. Sumber lisan ini selain sebagai sumber juga dapat memperkaya tulisan yang dihasilkan sejarawan. Kecenderungan serta emosi narasumber dalam bercerita dapat menjadi warna yang berbeda dalam karya sejarah tersebut.
Sumber Audiovisual
Sumber audiovisual merupakan sumber media baru yang biasanya berupa rekaman atas peristiwa di masa lalu ataupun keterangan yang bersifat primer. Sumber semacam ini dibuat dengan tujuan mengonservasi sumber-sumber yang bisa saja rusak, hilang, atau musnah. Meski berbentuk media baru, hal ini tentunya tidak menghilangkan nilai sumber audiovisual sebagai sumber primer untuk sebuah penelitian.
Bentuk-bentuk sumber audiovisual meliputi rekaman suara, foto, dan video dalam bentuk fisik maupun digital multimedia. Misalnya rekaman video pidato pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 atau rekaman suara proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945.
Materi: Sumber Sejarah
Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.
Alumni Sejarah FIB UI
Materi StudioBelajar.com lainnya: