Pola Kalimat (SPOK: Subjek, Predikat, Objek, Keterangan)

Pola kalimat adalah rangkaian kata dari suatu kalimat penuh yang dilihat dari perilaku sintaksisnya dengan menetapkan fungsi sintaksisnya (subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap). Perhatikan dua kalimat berikut.

  1. Sejak masih kanak-kanak, gadis yang sekarang telah berusia lima belas tahun dan telah bersekolah di SMU itu sudah memperlihatkan tingkah laku yang aneh yang berbeda dengan tingkah laku gadis sebayanya.
  2. Kemarin dia menulis surat.

Jika Anda ditanyakan bahwa apa persamaan dari dua kalimat tersebut, kemungkinan besar Anda akan kebingungan karena dari makna kalimat sudah sangat berbeda. Namun, berdasarkan pola dasar kalimat, keduanya memiliki persamaan, yakni sama-sama disusun dengan pola dasar Keterangan—Subjek—Predikat—Objek.

  1. Keterangan:
    • Sejak masih kanak-kanak.
    • Kemarin
  2. Subjek:
    • Gadis yang sekarang telah berusia lima belas tahun dan telah bersekolah di SMU itu.
    • Dia
  3. Predikat:
    • Sudah memperlihatkan.
    • Menulis
  4. Objek
    • Tingkah laku yang aneh yang berbeda dengan tingkah laku gadis sebayanya.
    • Surat

Dengan demikian, diperlukan pemahaman mendalam dari sifat-sifat dari tiap-tiap fungsi sintaksis, antara lain subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Kata Ulang Adalah
Makna Leksikal dan Gramatikal
Kata Pengantar Makalah

Subjek

Subjek memiliki sifat-sifat yang dapat dikenali dengan cara-cara berikut.

  1. Jawaban atas pertanyaan siapa (jika subjek bernyawa) dan apa (jika subjek tidak bernyawa). Contohnya,
    • Dita belajar bahasa Inggris dengan tekun setiap hari.
      Siapa yang dibicarakan? Jawabannya adalah Dita Rightarrow subjek.
    • Laptop yang rusak itu sudah diperbaiki oleh paman dengan susah payah.
      Apa yang dibicarakan? Jawabannya adalah laptop.
  2. Didahului kata bahwa. Contohnya,
    • Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa para menteri harus bekerja keras demi pemulihan ekonomi nasional.
      Frasa para menteri terletak setelah kata bahwa sehingga menjadi subjek.
  3. Disertai kata itu. Contohnya,
    • Dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19, anak-anak yang setiap hari bermain di taman itu harus tinggal di dalam rumah.
      Kalimat yang ditandai dengan tanda miring adalah subjek.
  4. Mempunyai atribut konjungsi yang. Contohnya,
    • Dita yang baik sedang melakukan penilitian bulanan.
      Subjek dari kalimat tersebut adalah Dita yang baik.
  5. Tidak dapat didahului oleh preposisi (dari, untuk, bagi, dsb), konjungsi (dan, karena, meskipun, dsb), ataupun adverbia (tidak, akan, sangat, dsb.)
  6. Harus diisi oleh kata nomina, frasa nomina, ataupun kata ganti (pronominal)
    • Kata nomina Rightarrow Tiktok menjadi tren pada kalangan kawula muda.
    • Frasa nomina Rightarrow Burung hitam telah ditembak oleh pembur itu.
    • Kata ganti (pronomina) Rightarrow Kami akan selalu menjagamu.

Predikat

Sebagai fungsi terpenting dalam kalimat selain subjek, predikat mempunyai cara untuk diidentifikasi sebagai berikut.

  1. Menjawab pertanyaan bagaimana atau mengapa. Contohnya,
    • Besi yang terkena air itu berkarat karena sudah sejak lama tidak dirawat.
      Mengapa besi yang terkena air itu? Jawabannya berkarat sehingga berkarat adalah predikat pada kalimat tersebut.
    • Dua orang siswa mendaftarkan diri untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional yang akan diadakan pada bulan Desember.
      Bagaimana dua orang siswa? Jawabannya mendaftarkan diri sehingga frasa verbal mendaftarkan diri menjadi predikat pada kalimat tersebut.
  2. Verba adalah, ialah, dan merupakan adalah predikat khusus, yakni predikat kopulatif. Contohnya,
    • Gajah merupakan hewan mamalia yang bertubuh besar dan berbelalai.
  3. Dapat diisi oleh pronomina, nomina, adjektiva, verbal ataupun numeralia sehingga dapat dapat dikatakan lebih fleksibel dibandingkan dengan subjek. Contohnya,
    • Anak yang teladan di kelas itu adalah saya (pronomina).
    • Saya guru (nomina).
    • Baju yang kakak kenakan keren (adjektiva).
    • Dita belajar (verbal) bahasa Inggris.
    • Harga boneka itu 10 ribu rupiah.
  4. Dapat didahului keterangan akan, selalu, sedang, hampir, seharusnya, sebaiknya, selayaknya, dsb.
  5. Tidak dapat didahului konjungsi (kata hubung).
    • Ibu yang sedang menidurkan adik. Frasa verbal sedang mendiurkan gagal menjadi predikat karena didahuli konjungi yang

Objek

Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Langsung terletak setelah predikat. Contohnya,
    • Ibu memakan pisang goreng.
  2. Dapat dipasifkan. Contohnya,
    • Polisi menangkap maling.
    • Maling ditangkap oeh polisi.
  3. Tidak didahului preposisi. Contohnya,
    • Adik melompat di sawah. Frasa di sawah bukanlah objek.

Pelengkap

Ciri-ciri pelengkap adalah sebagai berikut.

  1. Dapat terletak setelah predikat atau objek. Contohnya,
    • Saya belajar bahasa Inggris berpola S—P—Pelengkap.
    • Ibu membacakan adik buku cerita berpola S—P—O—Pelengkap.
  1. Seperti halnya objek, pelengkap tidak dapat didahului preposisi. Contohnya,
    • Saya berpetualang pada acara tersebut berpola S—P—Keterangan. Frasa pada acara tersebut bukanlah pelengkap.
    • Tidak dapat dipasifkan
    • Paman membuatkan bibi bubur. Kata bubur adalah pelengkap yang tidak dapat dipasifkan bubur dibuatkan paman oleh ibu (salah).

Keterangan

Fungsi sintaksis yang satu ini berperan dalam memberikan informasi lebih lanjut yang dapat berupa kata, frasa, ataupun anak kalimat.

Pada umumnya, yang diawali dengan preposisi ataupun konjungsi akan menjadi keterangan. Selain itu, keterangan memiliki berbagai macam jenis, antara lain.

  1. Keterangan waktu: kemarin, minggu lalu, dua minggu lagi, dsb. Dalam anak kalimat: Sesudah, kemudian, setelah, dsb.
  2. Keterangan tempat: Di ruangan, dalam rumah, pada tembok, dsb.
  3. Keterangan cara: Dengan seksama.
  4. Keterangan alasan: Karena sakit, lantaran sudah mendaftar, dsb.
  5. Keterangan tujuan: Agar lebih baik, supaya menjadi yang lebih baik, untuk menjadi lebih baik, dsb.
  6. Keterangan syarat: Jika direktur mem-PHK-kan karyawannya, seandainya Anda membeli bitcoin, Apabila Ripple dapat mengalahkan Dolar, dsb.

Ada beberapa catatan dalam menentukan pola kalimat, antara lain.

  • Jika predikat diawali imbuhan ber-, contohnya saya berspekulasi, kata selanjutnya sudah pasti bukan objek, tetapi keterangan atau pelengkap, yang cenderung pelengkap.
  • Apapun yang diawali preposisi/konjungsi/adverbia sudah pasti keterangan.
  • Jika predikat diberi imbuhan me-kan, kata selanjutnya sudah pasti objek.
  • Anak kalimat bersifat keterangan.
  • Jika diawali kata oleh, sudah pasti pelengkap, bukan keterangan.

Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.
Alumni Sastra Indonesia FIB UI

Materi Bahasa Indonesia lainnya di StudioBelajar.com: