Teks Anekdot
Pengertian Teks Anekdot
Anekdot adalah cerita lucu, menjengkelkan, atau konyol yang berdasarkan kejadian sebenarnya. Anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Namun, teks anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat atau bisa juga terinspirasi dari kejadian nyata yang kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Anekdot dibuat sebagai salah satu bentuk penyadaran sosial, yang menyampaikan realitas sosial dengan cara yang unik, seperti humor. Anekdot merupakan salah satu cara untuk menunjukkan kepeduliannya pada persoalan di sekitar dan mengingatkan orang lain akan kebenaran yang harus dilakukannya. Anekdot dapat menyadarkan kekeliruan orang lain, tanpa harus merasa tersinggung.
Menurut Keraf (1991: 142) anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan menyampaikan karakteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau atau suatu hal lain. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa anekdot adalah teks yang lucu, berkarakter, dan mengandung kritikan yang membangun.
Anekdot digunakan sebagai kritik, tetapi tidak secara langsung ataupun kasar. Saat masyarakat hanya menggunakan media massa cetak, teks anekdot menjadi salah satu bagian rubrik hiburan pembaca. Teks anekdot ini berisikan kritik sosial mengenai kehidupan sehari-hari. Kini, teks anekdot tidak hanya ada di media massa cetak tetapi juga media sosial. Umumnya, teks anekdot ini berbentuk meme atau cuplikan dialog lucu dalam sebuah postingan.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Berikut merupakan ciri-ciri teks anekdot.
- Terilhami dari kejadian nyata yang diubah menjadi kelakar dalam bentuk cerita atau dialog.
- Awalnya hanya melibatkan tokoh-tokoh terkenal, tetapi seiring waktu penyajiannya mengalami perubahan ke arah fiktif dan menampilkan tokoh-tokoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
- Bersifat menghibur, tetapi tujuan utamanya untuk mengungkapkan kebenaran yang lebih umum.
- Terkadang bersifat sindiran alami.
- Anekdot dekat dengan tradisi tamsil atau perumpamaan.
- Sebagai media untuk menyampaikan kritik, pandangan, dan aspirasi yang bernilai positif ke publik atau masyarakat.
Menurut Luxemburg dkk. (1984:160), teks anekdot terdiri atas tiga jenis, yaitu dalam bentuk artikel, cerpen, dan dialog.
- Artikel
Anekdot dalam bentuk atikel dapat berbentuk format naratif. Teks anekdot menceritakan suatu hal atau tokoh faktual/terkenal sehingga dalam ceritanya memiliki kejelasan tokoh, alur, peristiwa, dan latar.
- Cerpen
Anekdot berupa cerpen menceritakan suatu hal yang lugas atau tidak berbelit-belit agar pendengar atau pembaca lebih cepat mengerti isi lelucon cerita tersebut. Oleh sebab itu, cerpen anekdot lebih singkat daripada cerpen pada umumnya.
- Teks dialog
Teks anekdot dalam bentuk dialog menggunakan format drama yang mempunyai petunjuk lakon. Teks anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog dominan menggunakan kalimat langsung.
Struktur Teks Anekdot
Struktur cerita anekdot sama halnya dengan karangan prosa lainnya, yaitu terdiri atas tokoh, alur, dan latar.
- Tokoh bersifat faktual, biasanya orang-orang terkenal
- Alur berupa rangkaian peristiwa yang benar-benar terjadi atau sudah mendapat polesan maupun tambahan dari pengarang.
- Latar berupa waktu, tempat, ataupun suasana dalam anekdot yang diharapkan bersifat faktual.
- Sudut pandang, yaitu teknik yang dipilih pencerita untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Susut pandang dalam cerita yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
- Gaya bahasa dan nada, gaya bahasa berfungsi sebagai penyapa gagasan. Nada merupakan ekspresi pencerita.
Menurut Gerot dan Wignell (2004) struktur anekdot adalah sebagai berikut.
- Abstraksi, bagian awal (paragraf) berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Umumnya akan menunjukkan hal unik yang akan terjadi dalam teks. Abstrak disebut juga sebagai tahap pembukaan.
- Orientasi, bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang peristiwa tersebut. Umumnya penulis bercerita dengan detail pada bagian ini. Orientasi juga berfungsi untuk membangun teks.
- Krisis, terjadinya hal atau masalah yang unik atau tidak biasa. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan.
- Reaksi, cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul pada bagian krisis. Reaksi berkaitan dengan tanggapan dari kejadian sebelumnya.
- Koda, bagian akhir cerita. Terdapat kesimpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda juga merupakan penutup.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Pardiyono (2007), teks anekdot umumnya menggunakan kalimat deklaratif dan pernyataan kausal pada bagian abstrak. Penulisan anekdot haruslah memperhatikan kaidah penulisannya. Berikut merupakan kaidah penulisan anekdot.
- Menggunakan pertanyaan retorika atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, seperti “apakah kamu tahu?”
- Menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya.
- Disajikan dalam bahasa yang lucu.
- Berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel.
- Terdapat sindiran.
- Menggunakan konjungsi waktu, seperti kemudian, setelah itu, dan lalu.
- Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
- Mengandung kebenaran tertentu
- Menggunakan kalimat perintah dan menggunakan kalimat seru.
Kemudian, kaidah penulisan teks anekdot menurut Tim Kemendikbud (2013: 111) yaitu disajikan dalam Bahasa yang lucu dan berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel tersebut merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, tercapai dan gagal, serta puas dan frustasi.
Manusia Purba di Indonesia
Percakapan Bahasa Inggris
Eksponen dan Bentuk Akar
Contoh Teks Anekdot
Mutilasi
Pada suatu hari, Tono dan Bima pulang bersama seusai sekolah. Di jalan mereka mengobrol dengan asyik. Tono bercerita tentang kejadian yang dilihatnya semalam.
“Bim, tadi malam aku melihat ada yang dimutilasi di belakang rumah Pak Taryo”
Bima terkejut mendengarnya “Ehhh,, yang benar kamu Ton?”
“Iya benar aku tidak bohong” jawab Tono dengan wajah serius.
“Kenapa tidak kau tolongin? Kan kasihan.” tanya Bima.
“Nanti kalau aku tolong, aku malah dikira orang gila”
“Kenapa begitu? Kan niat kamu baik ingin menolong orang!” jelas Bima yang tampak bingung.
“Orang? Orang apa?” tanya Tono.
“Iya, orang yang dimutilasi itu, loh” jelas Bima yang semakin bingung.
Tono tertawa terbahak-bahak, “hahah haha”, “yang dimutilasi itu bukan orang Bim”
Bima kebingungan, “terus kalau bukan orang, apa dong?”
“Ayam, Bim. Semalam aku lihat Pak Taryo yang tukang ayam potong” kata Tono masih tertawa.
“Ah kamu, bilang dong kalau Pak Taryo sedang potong ayam. Pakai kata mutilasi segala.” jelas Bima kesal karena dikerjai.
Artikel: Teks Anekdot
Kontributor: Nidia Rahma, S.Hum.
Alumni Sastra Indonesia FIB UI
Materi StudioBelajar.com lainnya: