Dinamika Planet Bumi
Dalam sistem tata surya, bumi dipercaya sebagai satu-satunya tempat yang memungkinkan adanya kehidupan. Planet yang dijuluki planet biru ini tentunya tidak serta muncul dalam bentuk yang sempurna. Planet bumi diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya sistem tata surya. Proses berkembangnya planet bumi membutuhkan waktu yang panjang hingga dapat terbentuk seperti saat ini.
Seorang ahli bernama Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace memperkirakan bahwa tata surya – termasuk di dalamnya planet bumi – terbentuk dari nebula atau massa gas. Massa gas tersebut terus berputar yang kemudian mendingin dan membentuk bola besar. Bola tersebut berotasi dengan kecepatan semakin tinggi, hal ini menyebabkan massa yang lebih besar menjadi matahari dan yang kecil terlempar keluar menjadi planet-planet. Salah satu planet itu dinamakan planet bumi.
Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Pemanfaatan, Interpretasi, dan Pengolahan Peta
Dinamika Muka Bumi
Bumi diperkirakan terlepas dari matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Bumi pada awal terbentuknya merupakan bola pijar panas dengan suhu mencapai 4.0000C. Secara perlahan, suhu bumi pun mendingin dan membeku. Namun, hanya bagian luarnya saja yang membeku sedangkan bagian dalam bumi tetap pijar panas. Bagian luar yang membeku tersebut dinamakan lapisan kerak bumi (litosfer).
Selain itu, proses pendinginan bumi tersebut juga menyebabkan terjadinya proses penguapan gas yang kemudian hasil akumulasinya membentuk atmosfer bumi. Para ahli astronomi dan geologi meyakini bahwa muka bumi mengalami proses perkembangan dengan waktu yang panjang. Adapun teori-teori tentang perkembangan muka bumi adalah sebagai berikut.
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori kontraksi dikemukakan oleh Rene Descartes. Teori ini menjelaskan bahwa bumi secara perlahan mengalami pengerutan akibat pendinginan. Hal ini menyebabkan di permukaan bumi terbentuk relief seperti gunung, lembah, dan daratan. Kelemahan teori ini tidak didukung oleh para ahli geologi.
2. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred L. Wegener (1912). Teori ini menjelaskan bahwa bumi sejak awal terbentuk hingga sekitar 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua besar (Pangea) dan satu samudera (Panthalasa). Inti bumi yang berisikan cairan panas terus bergolak dan bergerak sehingga menimbulkan gempa-gempa.
Secara perlahan, Pangea pun mengalami retakan dan terpecah-pecah. Arah pecahan benua Pangea bergerak ke arah barat menuju ekoator akibat rotasi bumi yang setripungal. Teori pengapungan menjadi yang paling didukung oleh para ahli lainnya. Adapun yang menjadi dasar teori ini adalah sebgai berikut.
- Garis pantai timur Benua Amerika Utara memiliki kesamaan dengan pantai barat Eropa
- Benua Afrika memiliki kesamaan dengan Asia Barat
- Garis pantai Afrika bagian barat memiliki kesamaan dengan Amerika Selatan bagian timur
3. Teori Dua Benua (Laurasia – Gondwana Theory)
Teori dua benua dikemukakan oleh Edward Zuess. Secara garis besar, teori ini lanjutan dari teori pengapungan benua. Dasarnya adalah kesamaan geologi di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika. Bumi pada awalnya hanya ada satu benua besar (Pangea). Sekitar 180 juta tahun yang lalu benua tersebut terpecah menjadi Benua Laurasia (sebelah utara) dan Benua Gondwana (sebelah selatan).
Seiring berjalannya waktu akibat pergerakan magma dan rotasi bumi, kedua benua tersebut terpecah juga menjadi benua-benua seperti sekarang ini. Benua Laurasia menjadi Eurasia, Amerika Utara, dan pulang-pulau kecil sekitarnya. Sedangkan Benua Gondwana menjadi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika. Diprediksikan 50 juta tahun yang akan datang Australia mendekati Asia, Samudera Atlantik terus melebar, dan Samudera Pasifik mengecil.
200 hingga 180 Juta Tahun Lalu
- Bumi hanya ada Benua Pangea
- Bagian utara disebut Laurasia, sedangkan bagian selatan disebut Gondwana
- Benua Pangea kemudian terpisah, muncul Samudera Atlantik Utara diantara kedua bagian
135 Juta Tahun Lalu
- Samudera Atlantik Utara melebar akibat retakan antara Amerika Utara dan Eurasia
- Amerika Utara menjauhi Eropa
- India bergerak ke utara menuju Asia
- Afrika mulai terpisah dari Amerika Selatan
65 Juta Tahun Lalu
- Amerika Selatan terpisah dari Afrika
- Australia masih bergabung dengan Antartika
- Laut Mediterania mulai tampak
- India mendekati Asia
- Amerika Utara masih ada hubungan dengan Eropa melalu Greenland
Saat Ini
- India bersatu dengan Asia dan membentuk gugusan Pegunungan Himalaya
- Australia terpisah dari Antartika
- Amerika Selatan bersatu dengan Amerika Utara
- Greenland terpisah
4. Teori Lempeng Tektonik
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tom Wilson. Teori ini menjelaskan bahwa kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan besar yang mengapung. Arus konveksi yang berada di dalam mantel bumi menjadi penyebab terjadinya pergerakan lempengan. Lempengan tersebut terus bergerak di atas astenosfer (di bawah litosfer) yang berisi cairan bersuhu tinggi.
Teori lempeng tektonik juga berkaitan dengan peristiwa gempa bumi dan gunung meletus sehingga dapat membentuk gunung, benua, dan samudera. Lempeng-lempeng di bumi terdiri atas Lempeng Pasifik, Indo-Australia, Amerika Selatan dan Utara, Eurasia, dan Antartika.
Kontributor: Dema Amalia, S.Si.
Alumni Geografi FMIPA UI
Materi Geografi lainnya di StudioBelajar.com: